0 komentar

[...]
0 komentar

[...]

KOTA TASIK SEGERA MILIKI SEKDA BARU !!

0 komentar

Tasikmalaya,KONTRAS- Rumor pergantian jabatan Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya yang saat ini masih dijabat Ir.H.Endang Suhendar,MS akhirnya bakal menjadi kenyataan. Bahkan jabtan Sekda yang menurut rencana di gulirkan wacana yang akan menduduki posisi jabatan orang nomer 3 di Kota Tasikmalaya adalah H.Idi S Hidayat (sekarang Kepala Dinas PU Kabupaten Tasikmalaya), rasanya isyu terebut ditepis Gubernur Jawa Barat H.Ahmad Heryawan.
Saat dimintai komentarnya tentang pergantian Sekda Kota Tasikmalaya oleh wartawan KONTRAS disela-sela acara Pelantikan Bupati Ciamis Senin (6/4) lalu di Gedung DPRD Kabupaten Ciamis, gubernur menjawab bahwa dirinya saat ini sedang menunggu surat dari Mendagri. “Insya Alloh dalam waktu tidak lama lagi Sekda Kota Tasik akan diganti oleh pak Tio”, ujar gubernur. Bahkan saat didesak wartawan bahwa calon sekda “tuntujkannya” itu disinyalir salah seorang simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “itu tidak benar pak Tio adalah seorang PNS bukan PKS”, ucapnya singkat sambil bergegas meninggalkan wartawan.
Pergantian Sekda Kota Tasikmalaya memang saat ini banyak pengamat yang menyesalkan sikap Walikota yang terlihat apatis dan tidak mau tahu. Padahal calon sekda yang didrop oleh Gubernur tersebut bukan kehendak Walikota dan DPRD Kota Tasikmalaya. Apalagi Tio Indra Setiadi mantan Kepala Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat itu kurang dikenal oleh masyarakat kota Tasikmalaya pada umumnya.
“Apalagi pak Tio pernah mencalonkan Bupati Majalengka ketiku Pilkada lalu, walaupun tidak jadi tetapi sikap tegas walikota dan DPRD hendaknya mencari Sekda asli putra daerah yang mempunyai ikatan bathin yang sama dengan Walikotanya”, kata Pengamat dan Pemerhati Tasikmalaya Ir.Sukinta kepada KONTRAS Sabtu (11/4) malam lalu. Bahkan Sukinta menyesalkan apriori gubernur yang seharusnya dalam menunjuk calon sekda seharusnya lebih memperhatikan ke daerah, apalagi saat bekerja nanti mendampingi walikota harus sejalan dan searah, bagaimana nantinya menjalankan roda pemerintahan apabila masing-masing mereka kurang sepaham dan karena maisng-masing tentunya mempunyai karakter yang berbeda, jangan sampai kasus ketidak harmonisan yang dulu antara walikota dengan sekdanya kurang sejalan, ucapnya.
Antara estetika dan aturan harus dipisahkan, apalagi di erea otonomi daerah “top down” bukan lagi jadi ukuran tetapi sebaliknya “button up” harus menjadi tolak ukur, pungkasnya. (ton)

[...]