DISDIK & KEJAKSAAN KOTA BANJAR DIKEPUNG RIBUAN SISWA SMK BP

BANJAR, KONTRAS- Sedikitnya 2000 siswa SMK Bina Putera (BP) Kota Banjar, yang didampingi puluhan aktivis LBH SMKR melakukan unjuk rasa, di 2 instansi pemerintahan Kota Banjar. Yakni, Kejaksaan negeri Kota Banjar dan Dinas Pendidikan Kota Banjar, Selasa (24/2)lalu.
Di Dinas Pendidikan, 2000 siswa tersebut disamping menuntut pemerintah Kota Banjar untuk secepatnya melakukan pe-negrian terhadap sekolah SMK BP, juga meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Banjar untuk segera melakukan audit keuangan SMK BP.
“Sederhana, kami hanya ingin minta sekolah kami cepat untuk dinegrikan, dan kami minta pihak dinas pendidikan cepat mengausit keuangan sekolah kami (SMk BP Red),” ungkap Muldan, Ketua OSIS SMK BP.
Wildan menambahkan, 3 tahun terakhir sekolah SMK BP menerima lebih dari Rp. 1.05 milyar, dari uang bangunan yang dibayarkan siswa. Namun dirinya merasakan selama ini SMK BP belum sama sekali melakukan pembangunan ruangan baru.
“Jangankan bangunan baru, lah rehabilitasi bangunan saja, belum kami rasakan,” katanya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjar, Drs. H. Saeful Akbar menuturkan, dirinya akan memperjuangkan keinginan pengunjuk rasa. Dengan didasari oleh aturan-aturan yang berlaku.
“Ya, kami akan pertimbangkan sepenuhnya keinginan adik-adik pelajar, akan tetapi peraturan pun kita harus taati dan pahami, karena baik penegrian maupun pengauditan keuangan sekolah tidaklah seperti membalikan telapak tangan,” tuturnya.
Sementara itu, di Kejaksaan Negeri Kota Banjar, pengunjuk rasa meminta agar Kejaksaan mau segera menetapkan status tersangka kepada petinggi-petinggi SMK BP dalam kasus pengadaan Komputer, yang telah ditangani kejaksaan beberapa waktu yang lalu.
“Mana tersangka kasus pengadaan yang telah lama ditangani kejaksaan, kok nggak muncul-muncul tersangkanya,” tutur ketua LBH SMKR, Teteng, SH.
Teteng menambahkan, kalau Kejaksaan sampai bulan depan tidak menetapkan tersangka dalam kasus tersebut, dirinya mengancam akan segera melaporkan kepada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, serta akan mengerahkan masanya jauh lebih banyak.
Ditempat terpisah, pakar komunikasi Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya, Prof Ahmad SYa mengungkapkan, dirinya menyesalkan aksi demo tersebut, karena disamping akan mengganggu psikologis sisea, yang mana belajar harus diatas segalanya. Juga elemen masyarakat lain bias memanfaatkan perbuatan yang sama dengan yang dilakukan LBH SMKR.
“satu hari kehilangan masa belajar, seratus juta ilmu yang hilang dari siswa-siswa tersebut,” tuturnya. (Pepi/Yudi)

0 komentar: